Sabtu, 18 Januari 2014

PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK MEGA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA (PROPOSAL)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Bertambahnya modal yang dapat dihimpun dalam suatu periode oleh suatu perekonomian akan dapat menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja bagi perekonomian tersebut. Kenaikan modal (investasi) mempunyai hubungan positif dengan pendapatan nasional. Jika pada suatu periode terjadi penambahan modal, maka pendapatan nasional akan meningkat. Demikian juga dengan penanaman modal (investasi) pengaruhnya terhadap kesempatan kerja. semakin banyak penanaman modal terjadi, maka semakin bertambah pula tenaga kerja. Semakin banyak penanaman modal terjadi, maka semakin bertambah pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Pemerataan hasil-hasil pembangunan dapat diciptakan dari adanya pendistribusian pemilikan perusahaan kepada masyarakat melalui penjualan saham
Pasar modal merupakan tempat pertemuan antara pihak yang memerlukan dana untuk melakukan aktivitas produksi dan pihak yang mempunyai dana untuk diinvestasikan. Adanya pasar modal sangat menguntungkan bagi perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar karena umumnya dana yang diinvestasikan oleh investor adalah dana jangka panjang. Apabila meminjam dana dari bank maka perusahaan tetap harus membayar bunga bagaimanapun kondisi keuangannya. Tetapi dengan menerbitkan saham, perusahaan dapat menunda atau bahkan tidak membagikan deviden jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Dalam kegiatan sehari-hari perdagangan efek dilaksanakan disebuah tempat yang disebut dengan Bursa Efek. Di Indonesia dulu terdapat dua bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan bursa efek tertua selain juga terbesar dan teraktif di Indonesia. Pada periode 1988 hingga awal 1990-an dunia pasar modal terlihat semakin banyaknya pihak yang melakukan investasi di pasar modal tersebut. Namun sekarang ini BEJ dan BES telah melakukan penggabungan sehingga tidak ada lagi BES. BEJ namanya diganti menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dengan diperkenankannya investor asing untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Jakarta maka perkembangan pasar modal semakin pesat. Kekuatan dari segi dana yang bisa ditransaksikan maka investor asing menjadi pemain di bursa yang patut diperhitungkan. Aktivitas transaksi mereka tidak jarang dijadikan 1 pedoman bagi investor asing melakukan penanamam modal di Indonesia adalah dalam rangka melakukan divesifikasi Internasional. Diversifikasi seperti ini dilakukan oleh investor asing untuk mengurangi resiko yang ditanggung atas investasi yang dilakukan.
Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami goncangan disektor moneter dimana nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menurun tajam. Perusahaan terutama perusahaan besar rata-rata mengalami kerugian dalam jumlah besar karena mereka banyak memiliki hutang dalam bentuk mata uang asing. Secara matematis perusahaan besar di Indonesia memiliki nilai negatif karena hutang lebih besar dibandingkan dengan aset yang dimilikinya.
Harga saham yang berkapitalisasi besar akan mempengaruhi perubahan harga saham yang berada di BEI. Perubahan ini berakibat kepada perubahan kinerja BEJ yang bisa dilihat dari perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG yang menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Jika IHSG naik terus, dapat dikatakan pasar modal sedang baik, bursa efek sedang maju, dan situasi pasar seperti ini pastilah menunjukkan perekonomian yang kurang sehat. IHSG merupakan dampak kompleks atas berbagai macam yang berpengaruh, terutama fenomena ekonomi. Bahkan dewasa ini IHSG dijadikan barometer kesehatan pasar modal suatu negara dan sebagai landasan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir. Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang besar dalam hal ini PT. Bank Mega Tbk adalah bertransaksi dalam penjualan dan pembelian saham di pasar modal Indonesia maka penulis akan memilih judul “Pengaruh Perubahan Indeks Harga Saham Gabungan Terhadap Harga Saham PT. Bank Mega Tbk di Bursa Efek Indonesia

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh perubahan IHSG terhadap harga saham PT. Bank MegaTbk di BEI ?

1.3       Batasan Masalah

Penelitian akan dibatasi hanya pada harga saham PT.Bank Mega Tbk dan IHSG. Jangka waktu penelitian dibatasi hanya tahun 2012.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Kerangka Teori
2.1.1    Investasi
Pengertian investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang.  Ada yang mempunyai pendapat bahwa Investasi adalah komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
Berdasarkan definisi-definisi Investas di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: Investasi dalam bentuk aset riil (real assets) = Yaitu investasi dalam bentuk aktiva berwujud fisik, seperti emas, batu mulia dan sebagainya.
Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah institusi/perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara:
1.    Investasi langsung (direct investing)
Diartikan sebagai suatu kepemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu institusi/perusahaan tertentu yang secara resmi telah di go public dengan tujuan mendapatkan tingkat keuntungan berupa deviden dan capital gain.
2.    Investasi tidak langsung (indirect investing)
Terjadi apabila suatu surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar, yang bertindak sebagai perantara. Dalam perannya sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara mendapatkan deviden seperti halnya dalam investasi langsung serta capital gain atau hasil perdagangan portofolio yang dilakukannya.

2.1.2  Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat berbagai pihak, khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond), dengan tujuan dati hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan (Irham Fahmi, 2012).
            Dalam pasar modal ada pasar primer (perdana) dan pasar sekunder. Pasar primer adalah suatu pasar dimana sekuritas baru dibeli dan dijual untuk pertama kali, sedangkan pasar sekunder adalah suatu pasar untuk sekuritas yang telah ada, bukan sekuritas baru.
Disamping pasar primer dan pasar sekunder, dipasar modal terdapat bursa parallel yang merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek (sekuritas, yang lain juga disebut surat berharga) yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Tidak semua efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public dapat menjual sahamnya dibursa efek. Hal ini dikarenakan persyaratan untuk listing dibursa efek tersebut cukup berat dan sangat ketat. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public memperjual belikan efeknya, jika ia tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan pada bursa efek.

2.2       Kajian Penelitian Sejenis
Dalam penelitian ini penulis memperhatikan penelitian sejenis yang terdahulu yaitu :
1.      Judul                       :  “PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA
SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. ASTRA INTERNASIONAL”
Oleh                        : Adetiar  Laksono (2005)
Kesimpulan            : Berdasarkan uraian dan analisis pada tahun 2005  ternyata pengaruh perubahan IHSG terhadap harga saham PT Astra Intenational di BEJ menunjukan hubungan yang positif dan memberikan pengaruh yang signifikan antara perubahan IHSG terhadap harga saham PT Astra International di BEJ. Ini dapat diartikan bahwa kenaikan nilai IHSG akan mempengaruhi harga saham PT Astra International di BEJ dan hubungannya signifikan. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi dan hasil hipotesis. Besarnya nilai IHSG yang mempengaruhi harga saham PT Astra International di BEJ pada tahun 2005 dapat dilihat dari pengujian korelasi dengan menggunakan koefisien korelasi pearson yang menunjukan bahwa hubungan antara perubahan IHSG terhadap harga saham PT Astra International di BEJ pada tahun 2005 adalah sebesar 0.860 yang berarti hubungannya erat dan searah. Bila dilihat dari hasil pengujian koefisien determinasi pada tahun 2005 adalah 0.740 atau berarti pengaruh perubahan IHSG terhadap harga saham PT Astra International di BEJ adalah sebesar 74.0 %.
2.      Judul               : “HUBUNGAN FINANCIAL LEVERAGE
TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) DAN EARNINGS PER SHARE (EPS) PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK TAHUN 2002 – 2006
Oleh                : Tiara Suci Setyandari (2008)
Kesimpulan     :  Berdasarkan penelitian dan pembahasan dibab sebelumnya ditarik kesimpulan yaitu:
1.        Analisis hubungan antara financial leverage dengan Return On Equity (ROE) pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk menunjukkan adanya hubungan dengan tingkat korelasi sebesar -0,409. Hal ini mempunyai arti bahwa hubungan antara financial leverage dengan ROE perusahaan adalah hubungan negatif dan mempunyai sifat bahwa kenaikan variabel financial leverage (X) menyebabkan penurunan variabel ROE (Y). Sedangkan berdasarkan Uji t antara financial leverage dengan ROE diperoleh thitung = -0,776 dengan tingkat signifikan 0,494. Nilai tersebut lebih besar dari nilai -ttabel = -2,35, maka keputusannya adalah Ho diterima artinya pengaruh tingkat perubahan financial leverage terhadap ROE perusahaan tidak signifikan.

2. Analisis hubungan antara financial leverage dengan Earnings Per Share (EPS) pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk menunjukkan adanya hubungan dengan tingkat korelasi sebesar 0,645. Hal ini mempunyai arti bahwa hubungan antara financial leverage dengan ROE perusahaan adalah hubungan positif dan mempunyai sifat bahwa kenaikan variabel financial leverage (X) menyebabkan kenaikan variabel EPS (Y). Sedangkan berdasarkan Uji t antara financial leverage dengan EPS diperoleh thitung = 1,463 dengan tingkat signifikan 0,240. Nilai tersebut lebih besar dari nilai -ttabel = -2,35, maka keputusannya adalah Ho diterima artinya pengaruh tingkat perubahan financial leverage terhadap EPS perusahaan tidak signifikan.
3. Judul                : “ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ANEKA TAMBANG (PERSERO) TBK
Oleh                : Claudia Paskah Ria Situmorang
Kesimpulan     : Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dan pembahasan yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji T, variabel Relatif EVA tidak berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0.603 < dari nilai t tabel sebesar 2.101 maka Ho diterima, artinya Economic Value Added (EVA) tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Harga Saham. Sehingga saat Economic Value Added (EVA) mengalami kenaikan maka harga saham tidak akan naik, dan sebaliknya.
2. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji T, variabel MVA berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2.500 > dari nilai ttabel sebesar 2.101 maka Ha diterima, artinya Market Value Added (MVA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Harga Saham. Sehingga saat Market Value Added (MVA) mengalami kenaikan maka harga saham akan naik, dan sebaliknya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Data / Variable Yang Digunakan
Data / variable yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1.    Variabel bebas (independent), yaitu IHSG
IHSG merupakan gabungan dari keseluruhan nilai saham yangdiperdagangkan di pasar modal, sehingga bila IHSG meningkat maka pada umumnya mayoritas harga saham yang listed meningkat pula.

2.    Variabel tak bebas (dependent), yaitu Harga Saham PT. Bank Mega Tbk.
Perusahaan yang mempunyai kapitalisasi besar. Kenaikan / penurunan harga saham emiten, terutama yang berkapitalisasi besar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi para investor untuk menanamkan modal di pasar bursa.


3.2       Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data harga saham PT  Bank Mega Tbk dan perubahan IHSG di BEI. Penelitian ini dilakukan untuk periode waktu 1 tahun yaitu tahun 2012. Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan ( Library Research)
Mendapatkan data harian perubahan IHSG. Data ini mencakup nilai IHSG pada tahun 2012. Data tersebut merupakan nilai penutupan Rupiah pada perdagangan di pasar uang.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Mendapatkan data bulanan transaksi jual beli saham di BEI yang dilakukan oleh PT  Bank Mega Tbk. Data ini diperoleh dari laporan bulanan yang dikeluarkan BEI (JSX Monthly Statement) untuk tahun 2012.

3.3       Hipotesis
            Nilai IHSG mempunyai pengaruh terhadap kenaikan ataupun penurunan harga saham PT. Bank Mega Tbk. yang berjangka waktu satu tahun. Dengan melihat hasil hipotesis, apakah menerima atau menolak H0 (hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara perubahan IHSG terhadap harga saham PT. Bank Mega Tbk. di BEI) atau menerima/ menolak Ha (hipotesis yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara perubahan IHSG terhadap harga saham PT. Bank Mega Tbk) yang berlaku dalam jangka waktu 12 bulan atau 1 tahun.